"Di tengah derasnya arus digitalisasi yang melintasi ruang dan waktu, kita tidak dapat menyangkal bahwa dunia telah berubah secara radikal. Tetapi di balik setiap perubahan teknologi, ada panggilan ilahi yang tetap: panggilan untuk tetap setia, untuk tetap berdiri di tengah pusaran zaman yang penuh dengan hiruk-pikuk informasi. Gereja, pada hakikatnya, bukanlah sekadar bangunan fisik yang terbatas pada dinding-dinding bata, melainkan sebuah komunitas iman yang melintasi batas ruang fisik dan digital. Gereja adalah tubuh Kristus yang hidup dan bergerak di antara dunia yang terus berubah ini.
Di era digital ini, kita tidak hanya sekadar bertahan, tetapi kita dipanggil untuk menyinari terang kasih Allah di platform digital, di setiap interaksi daring, di setiap pesan yang kita kirimkan, dan di setiap langkah yang kita ambil di dunia maya.
Tantangan besar gereja saat ini bukan hanya bagaimana mempertahankan nilai-nilai "kekal" di tengah perubahan teknologi, tetapi bagaimana kita bisa menjadi garam dan terang di dunia digital yang kadang kali dingin, penuh kepalsuan, dan kehilangan makna spiritual. Dalam setiap klik, setiap 'like', setiap percakapan virtual, kita dihadapkan pada peluang untuk menyampaikan Injil dengan cara-cara baru, namun tetap berakar pada Kebenaran yang tidak berubah. Injil tidak pernah ketinggalan zaman; ia tetap relevan, hidup, dan memulihkan, bahkan di layar-layar kecil yang kita genggam setiap hari.
Namun, di sinilah tantangan spiritual kita semakin nyata: Mampukah kita tetap mendengar suara Tuhan di tengah gemuruh notifikasi yang terus-menerus mengalihkan perhatian kita? Mampukah kita menghidupi kasih dan kebenaran Kristus di dunia yang menuntut segalanya serba instan? Sebagaimana Yesus berjalan di antara umat-Nya ribuan tahun lalu, kini Roh Kudus menuntun kita untuk hadir di dunia digital dengan integritas yang sama. Di setiap ruang virtual, kita dipanggil untuk menjadi agen pemulihan, untuk membawa penghiburan bagi mereka yang terluka, untuk membawa cahaya pengharapan bagi mereka yang terjebak dalam kegelapan dunia maya.
Inilah saatnya kita melihat teknologi bukan sebagai musuh iman, tetapi sebagai alat yang dapat kita gunakan untuk menyebarluaskan kerajaan Allah. Kita dipanggil untuk menggali lebih dalam makna dari setiap interaksi digital dan meresapi setiap percakapan dengan kasih Kristus. Dunia mungkin berubah, tetapi panggilan kita tetap sama: menjadi murid-murid yang hidup dalam kasih, menjadi komunitas yang berjalan dalam terang-Nya, dan menjadi gereja yang membawa transformasi di mana pun Tuhan menempatkan kita, baik di dunia nyata maupun di dunia digital.
Jadi, ketika kita melangkah dalam era ini, mari kita tidak takut. Sebaliknya, mari kita melangkah dengan iman yang teguh, dengan keyakinan bahwa Tuhan telah lebih dahulu ada di setiap sudut ruang digital ini. Dia hadir dalam setiap percakapan, dalam setiap doa yang dipanjatkan melalui media online, dan dalam setiap karya baik yang kita lakukan di era teknologi ini. Inilah era baru bagi gereja, tetapi terang Kristus tidak akan pernah pudar—dan kita dipanggil untuk membawa terang itu ke setiap sudut dunia, baik di dunia nyata maupun di dunia digital."