Untitled Document Untitled Document
Untitled Document Untitled Document

PERSEKUTUAN MAHASISWA TEOLOGI SIMALUNGUN (PMTS)

 

Berbicara mengenai sejarah bukan hanya membahas tentang cerita maupun peristiwa pada masa lalu, tetapi juga membahas pemaknaan kembali akan sejarah tersebut. Karena baik peristiwa pada masa lalu, peristiwa hari ini dan peristiwa pada masa yang akan datang yang merupakan suatu kesinambungan yang saling berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut. Namun bukan berarti kita harus kembali keperistiwa sejarah pada masa lalu, tetapi mencoba menggali pemaknaan darinya sebagai bahan “cerminan” untuk menata masa yang akan datang, yang tentunya berbeda tantangan maupun peluang di dalamnya. Karena itu sejarah sangat penting bagi kehidupan ini sama seperti ungkapan Bung Karno (Presiden RI pertama) yang menyatakan bahwa, suatu Negara yang melupakan sejarah berdirinya Negara tersebut adalah Negara yang kehilangan akan identitasnya.

Jadi tidak berlebihan jika pengalaman Sang Proklamator banyak yang ditumbuh kembangkan oleh generasi muda penerus bangsa dan juga para mahasiswa. Membahas mengenai sejarah PMTS artinya pemahaman akan sejarah PMTS adalah hal yang sangat berkaitan dengan identitasnya walaupun senantiasa identitas itu tidak selalu melekat dengan sendirinya, melainkan melalui sesuatu yang digali dan dikembangkan menuju kesempurnaan. Sehubungan dengan itu identitas kita sebagai Mahasiswa/i Teologi dan juga sebagai suku Simalungun dan yang berahap Simalungun maka dibutuhkan suatu wadah yang melengkapi identitas itu. Disinilah kita akan membicarakan perjalanan dan perkembangan PMTS sebagai wadah yang mencoba menampung aspirasi dan memenuhi kebutuhan akan anggota sebagai tujuan dan identitas yang hendak dicapai bersama.

  • CIKAL BAKAL DAN PERKEMBANGAN PMTS

Keberadaan mahasiswa/i yang bercorak oikumene di kampus STT Abdi Sabda Medan merupakan suatu hal yang unik jika kita perbandingkan dengan STT lainnya, dimana kampus STT Abdi Sabda Medan di dukung oleh 7 (tujuh) denominasi Gereja. Berkaitan dengan hal tersebut, tidaklah suatu yang mengherankan apabila kampus STT Abdi Sabda Medan yang di dalamnya terdapat mahasiswa/i ataupun utusan jemaat GKPS dengan keadaan yang bercorak oikumene ini, mereka kemudian berembuk untuk mendirikan suatu wadah yaitu PMTS (Persatuan Mahasiswa Theologia Simalungun berubah nama menjadi Persekutuan Mahasiswa Theologia Simalungun), sejalan dengan itu mahasiswa jurusan Teologi dan PAK yang berasal dari suku Simalungun merasa pentingnya darah bersama berdasarkan kasih Kristus. Jadi sebagai mahasiswa Teologi Simalungun dan sebagai calon pelayan hamba Tuhan perlu memanifestasikan ilmu Teologinya secara seimbang, yaitu antara iman dengan pengetahuan. Yang menjadi dasar pemikiran sekaligus landasan Teologis dari pendirian wadah tersebut adalah “Kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan yang menyempurnakan” Kolose 3:14.

Belum ditemukan atau belum dapat dipastikan kapan tepatnya para senioran kita yang terdahulu mendirikan wadah ini, namun satu yang pasti adalah komitmen dan kesadaran merekalah yang ikut serta mengarahkan kita dalam meneruskan perjalanan PMTS ini sampai sekarang. Namun dalam hal ini ada informasi yang menjadi bahan masukan yang positif bagi kita bersama yaitu, yang menyatakan bahwa terbentuknya wadah PMTS sekitar pada tahun 1994, yang awalnya diprakarsai oleh senior kita yaitu Jan Kris Sinaga, Hamonangan Sinaga, Kelurenca Rumahorbo, Jhoneedy Saragih, dan yang lainnya. Awalnya mereka berkumpul dan ingin membuat suatu persekutuan yang di dalamnya adalah warga GKPS yang dimana ada ungkapan yang mereka katakan yaitu “kita adalah teman di kampus dan di medan pelayanan di GKPS” jadi kita harus mulai dari persekutuan di tempat ini. Selain itu dari sini jugalah terciptanya lagu yang sering kita dengar dan PMTS nyanyikan yaitu, “The Walking -  The Walking Say”.

Dalam perjalanannya PMTS juga tidak terlepas dari perkembangan pasang surut. Dimana organisasi ini pernah mengalami stagnasi sturktur dan mekanisme ketika mulai tahun ajaran 1997-1998, dimana Pimpinan Pusat GKPS mengeluarkan kebijakan untuk tidak lagi memberikan surat rekomendasi bagi para calon mahasiswa teologi yang berasal dari GKPS (karena mungkin disebabkan kurang seimbangnya tenaga pelayan dan medan layan ketika diperhadapkan dengan Anggaran dan Pendapatan GKPS). Hal ini tampak pada minimnya Mahasiswa Teologi Simalungun masuk ke STT Abdi Sabda Medan. Dalam kurun waktu pada tahun 1997 hingga tahun 2000, tercatat hanya sekitar 11 (sebelas) orang yang menjadi anggota baru PMTS. Pada saat itu jugalah berkembang isu hangat di PMTS yakni tentang hal rekomendasi dan non rekomendasi, sehingga dari pengaruh itu terjadilah pengkotak-kotakan antara anggota PMTS yang direkomendasi dan non rekomendasi, dan hal ini juga menimbulkan ketegangan di tubuh PMTS (khususnya kalangan mahasiswa tingkat 5 ke atas). Menanggapi isu tersebut dari kalangan junior karena rasa ketidak puasan, diadakanlah rapat kecil dan terbentuklah HAMSAS (Hasadaon Mahasiswa Simalungun Abdi Sabda), namun persekutuan tersebut hanya bertahan selama 2 bulan pada tahun 2000. Menyadari akan ketidak stabilan tersebut, para seniorpun memberikan reaksi dengan mencoba menstabilkan para anggota bahwa tidak ada pengkotak-kotakan di tubuh PMTS. Dan pada saat itu juga PMTS berada di masa yang krisis karena para BPH (Badan Pengurus Harian) terlalu sibuk menyusun skripsi, sehingga kurangnnya koordinasi juga karena minimnya anggota baru PMTS.

Singkatnya dicapailah kesepakatan antara anggota PMTS (khususnya yang rekomendasi dan non rekomendasi) yang ditandai dengan partonggoan perdana PMTS pada semester Genap Tahun Ajaran 2001-2002 sekaligus pengangkatan panitia Paskah PMTS dimana yang menjadi ketua panitia ketika itu adalah Jan Halomoan Purba, sekretaris Basmora Dermawan Saragih, perayaan paskah tersebut diadakan di GKPS Parapat pada bulan April 2001. Kemudian dalam rangka mengintensifkan struktur dan pengurus PMTS pada tahun itu juga dipilih BPH-PMTS M.B 2001-2002 yang dimpin oleh Elpridawati Purba (Ketua), Aleks Frank Damaiyo Sitopu (Sekretaris). Dalam masa ini mereka sempat molor dalam masa jabatan yang seyogianya adalah satu tahun, namun walaupun begitu periode ini berhasil melaksanakan rapat anggota PMTS pada tanggal 5 November 2002 yang dilaksanakan di kampus STT Abdi Sabda Medan, dan yang berhasil diangkat menjadi penanggung jawab dari rapat anggota ketika itu adalah Erwin Arianto Saragih (Ketua), Jan Halomoan Purba (Sekretaris). Pada masa ini juga terjadi kemerosotan jabatan hingga mampu melaksanakan rapt anggota dan periodesasi pada tanggal 20-21 Februari 2004 bertempat di wiswa GKPS jalan ngumban surbakti Medan, terlepas dari kelemahan di sana-sini ada hal yang patut diapresiasi dalam  periode ini yaitu bahwa mereka telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan PMTS yang lebih administrasif dan mekanisme organisasi serta penyusunan program dalam PMTS. Dan dalam rapat anggota tersebut terpilihlah Jon Sadar Merwaldi Sitopu (Ketua) dan Sarmen Girsang (Sekretaris), ada warna unik di dalam PMTS dalam periode ini dimana pribadi yang mencolok di antara penanggung jawab tidak menghalangi memberikan yang terbaik bagi PMTS dan akhirnya pada tanggal 22 April 2005 berhasil melaksanakan rapat anggota dan terpilihlah Ferdy Septiady Saragih (Ketua), dan Delpiana Irawati Purba (Sekretaris) BPH PMTS M.B 2005-2006. Priode ini berhasil membawa PMTS pada rapat anggota yang selanjutnya tepat pada waktunya dan dimana akhirnya menetapkan rapat anggota menetapkan Rayon Ril Dekman Sinaga (ketua) dan Amri Tondang (sekretaris) M.B 2006-2007. Pada periode ini tidak banyak perubahan di dalam struktur PMTS, tapi satu hal yang seharusnya menjadi kekuatan yaitu bertambahnya jumlah anggota PMTS yang seharusnya bisa mendongkrak dinamika PMTS tetapi justru yang muncul masalah klasik yang semakin mengkristal. Pada masa ini sampai sekarang yaitu sedikit banyaknya (yang tidak diakui tapi sering dirasakan) PMTS terkotak-kotak dalam persaingan marga. Setelah melalui perjuangan yang melelahkan, periode ini berhasil melaksanakan periodeisasi, dan mengangkat Robendi Purba (ketua) dan Dian Putra Oskar Sumbayak (sekertaris) M.B 2007-2008. Pada periode ini ada pemahaman dan kepribadian yang berbeda diantara sesama penanggung jawab PMTS dan hal ini turut juga banyak dirasakan oleh anggota. Disamping itu juga hadir Persatuan Mahasiswa Simalungun (PMS) yang juga didirikan oleh anggota PMTS sendiri, tentu saja hal ini sangat meresahkan tubuh PMTS pada saat itu. Dan dianggap sebagai pengkotak-kotakan didalam PMTS. Akhirnya melalui proses yang panjang maka Persatuan Mahasiswa Simalungun (PMS) mencoba “meleburkan” dirinya menjadi Ocult Ministry Team (OMT). Dan periode ini juga berhasil mengadakan rapat anggota untuk pemilihan penanggung jawab PMTS M.B 2008-2009 dan dalam rapat tersebut terpilihlah Sardo Saragih (ketua) dan Ramasni Saragih (sekretaris). Dan salah satu yang perlu diingat bahwasanya didalam pemilihan penanggung jawab terjadi dua kali proses pemilihan, dan hal ini harus menjadi catatan tersendiri bagi kita semua agar lebih serius dalam menentukan kriterian calon penanggung jawab demi perkembangan dan kemajuan PMTS ke arah yang lebih baik karena itu berikanlah penilaian objektif dalam setiap proses pengambilan keputusan agar menghasilkan yang terbaik. Ketika didalam rapat anggota ini terjadi ada perubahan didalam nama PMTS yaitu kata persatuan dirubah menjadi persekutuan. Dari hasil periode berikutnya yaitu M.B 2009-2010 berhasil memilih Jhon Martin Elizon Damanik (ketua) dan Salomo Sihaloho (sekretaris). Pada periode ini terjadi masa kelam dalam sejarah PMTS, dimana saat semua elemen PMTS berusaha menjadi satu organisasi yang exsis, disaat itu jugalah terjadi suatu peristiwa yang memalukan tubuh PMTS dimata kampus STT-AS Medan, dikalangan mahasiswa dan juga Gereja, dimana sekretaris PMTS pada periode ini di Drop out (DO) dari kampus STT-AS medan. Karena melanggar peraturan kampus. Sehingga BPH PMTS mengangkat Grace Ana Purba sebagai pengganti sekretaris pada periode ini. Kemudian pada periodeisasi berikutnya yaitu M.B 2010-2011, sesuai dari hasil rapat anggota PMTS maka terpilihlah Parulihan Sipayung (ketua), Julinardo Ramera Sinaga (sekretaris), dan Friska Helena Manullang (bendahara). Pada periode ini citra PMTS stabil dan semakin eksis di dalam program-programnya. Yaitu seperti program memberikan didikan bagi anggota PMTS khususnya tingkat satu dan tingkat dua melalui pembentukan program kakak pembimbing. Tentu saja hal ini merupakan kebanggan kita bersama dan perlu dilanjutkan. Keperiodean ini juga berhasil mengantarkan PMTS sampai pada rapat anggota dan berhasil memilih pengurus PMTS M.B 2011-2012, yaitu Prima Adolf Saragih (ketua), Christy Monday Wage Purba  (sekretaris), dan Suhana Murni Purba (bendahara). Pada periodeisasi ini PMTS bisa mempertahankan citranya dan perlu juga di ingat bahwasanya beberapa anggota PMTS pada periode ini mampu mengharumkan nama PMTS  di luar organisasi kampus seperti (SOM STT-AS, GMKI Komisariat STT-AS, dan GMKI Cabang Medan). Tentu saja hal  ini juga bisa sebagai cerminan bagi kader PMTS berikutnya. Namun keperiodean ini didalam pelaksanaan rapat anggota terjadi suatu permasalahan yang dikarenakan LPJ dari Panitia Penyambutan Anggota Baru PMTS 2012 belum tuntas. Dan masa keperiodean berikutnya yaitu M.B 2014-2015 , sesuai dari kelanjutan  hasil rapat anggota PMTS, terpilihlah Vin Subagio Tondang (ketua) secara aklamasi di karenakan tidak ada lagi kandidat yang mau menjadi ketua dan ini adalah hal yang sangat memprihatikan bagi seluruh anggota PMTS dan harapan buat kepengerusan pada periode ini semua anggota bisa terlibat dan memilki sikap bangga menjadi pengurus PMTS, dan yang menjadi pendamping ketua terpilihlah Hendra Purba (sekretaris), dan Sri Darmawati Saragih (bendahara). Dalam  periode ini juga diharapkan agar pengurus maupun anggota-anggotanya bisa meneruskan roda organisasi dengan baik lagi. Pada priode ini sesuai keputusan rapat anggota tahun 2014 akhirnya dan pada priode ini ada hal yang menarik yang dikerjakan oleh BPH-BPL dimana BPH-BPL mulai membuat satu kegiatan yaitu bedah tata gereja yang sangat penting sekali buat kita anggota PMTS secara khusus senior yang akan melamar vicar dan pembinaan guru sekolah minggu yang di bawa oleh dosen PAK yang telah lama kita tunggu yaitu Pdt.Rohni P.Sinaga. Dan BPH-BPL juga berani  mencoba ingin menjalin relasi keluar kampus STT Abdi Sabda dengan senior yang telah jadi pendeta yaitu Pdt.Ito B.Purba yang meminta bantuan mengisi acara (menari dan menyanyi) dalam acara konser yang diadakan beliau, dan dalam baru-baru ini, pihak badan diakonia GKPS yaitu PKR (Pdt. Etika Saragih) meminta bantuan supaya PMTS terlibat dalam mensukseskan acara “Sinalsa Timoer Loendan” dan itu bukti PMTS sangat berperan dalam di dunia External PMTS dan hasil keputusan rapat anggota mengangkat saudara Hafdon Tuah Purba sebagai ketua periode 2015-2016 Longbet F. Rumahorbo sebagai sekretaris dan Noni Zein Sinaga sebagai bendahara. Dalam keperiodean ini PMTS berjalan diatas kaki yang cukup sempurna dengan bukti berjalanya segala program yang telah dibentuk. Salah satu program besar yang dilaksanakan adalah natal yang dilaksanakan di GKPS Resort Mariah Dolog dan acara Paskah yang dilaksanakan di GKPS Resort Kuala Bali. Setelah rapat anggota pada tahun 2016, maka terpilihlah Jhan Liharman Sidauruk sebagai ketua, Threcia Omega Girsang sebagai sekretaris dan Audita Silalahi sebagai bendahara. Berbagai kegiatan tercapai dalam masa bakti 2016-2017 ini. Namun ada beberapa kendala yang tidak tercapai yaitu tidak berjalannya konsolidasi eksternal dengan organisasi kesukuan di daerah kota medan. Namun yang menjadi hal yang menonjol dari masa ini adalah dengan meriahnya acara natal yang dilaksanakan di GKPS Resort Tongging dan acara paskah di GKPS Resort Huta Mula. Keperiodean berikutnya setelah dilaksanakannya rapatr anggota maka terpilihlah Jhon Herdiaman Sinaga Sebagai Ketua, Jokendi Saragih sebagai sekretaris dan Irma Sari Damanik sebagai Bendahara dalam masa bakti 2017-2018. Dalam masa ini berbsgsi kegiatan berjalan dengan baik. Salah satunya ialah dengan diutusnya PMTS untuk megisi acara di Pekan Raya Sumatra Utara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun. Dalam acara paskah yang diloaksanakan di GKPS Resort Perdagangan PMTS bekerja sama dengan Badan Kerja Sama Antar Gereja (BKAG) cabang Sumatra Utara.

Adapun yang menjadi Pembimbing PMTS adalah Dosen dan Pegawai STT ABDI SABDA Medan:

Pdt. Agus Jetron Saragih, M. Th

Pdt. Dr. Jan Jahaman Damanik

Pdt. Dr. Jontor Situmorang

Pdt. Dr. Jonriahman Sipayung

Pdt. Dr. Dedy Fajar Purba

Pdt. Jon renis H. Saragih, M. Th

St. Jakurman Sipayung, SH

Sy. Sarudin Damanik

Edwin Sipayung

Darma Sinaga, AmD

 

Secara umum PMTS sebagai salah satu organisasi jika dilihat secara kuantitasnya, kita memang diperhitungkan, tetapi dari segi prestasi kita masih dipertanyakan. Jika kita melihat bahwasanya mayoritas Dosen STT-AS Medan lebih didominasi dari GKPS sekaligus juga sebagai pembimbing PMTS, namun mereka pernah mengeluhkan mengapa jarang anggota PMTS menjadi lulusan terbaik, disini kita perlu bercermin kepada senior kita yaitu Pdt. Jon Renis Saragih M.Th, Pdt. Agus Jetron Saragih M.Th, Pdt. Aman Saud Purba S.Th mereka merupakan lulusan terbaik pada masanya masing-masing. Begitu juga dengan Pdt. Sarmen Girsang S.Th merupakan lulusan pada tahun 2007 dengan predikat terbaik, dan terakhir adalah Vic. Pdt. Parulihan Sipayung S.Th lulusan pada tahun 2012 dengan predikat cumlaude. Seterusnya siapa lagi?, mari mempersiapkan diri berlomba menjadi yang terbaik, buat target cumlaude, pacu belajar dari sekarang baik akademik maupun organisasi. Diharapkan anggota PMTS kedepannya bisa mengikuti jejak mereka.

  •  

Demikianlah sejarah ringkas PMTS STT-AS Medan ini demi menggumuli identitas kita bersama, dan satu hal yang menjadi penekanan adalah PMTS itu bukannya aku, dia atau mereka tetapi PMTS adalah kita bersama jadi kita semua berhak menjadikan PMTS luar biasa dengan kebersamaan di dalam Kristus. Jadi ditubuh PMTS tidak ada superior maupun imperior, margaisme, semua kita adalah sama tanpa keterkecualian. Jadi dalam rangka itulah kepemimpinan PMTS sekarang sebenarnya jauh lebih berat dibandingkan pada masa lalu karena disamping semakin banyaknya kwantitas anggota PMTS, bersamaan dengan itu juga semakin banyak kebutuhan sesuai dengan potensi dari anggota yang beragam. Kerena itu sudah sebaiknya dan menjadi harapan bersama, seharusnya PMTS serius didalam setiap penerimaan anggota baru untuk menampung ragam potensi dari anggota baru didalam PMTS. Tentu saja hal ini harus bisa dikelola oleh PMTS dengan kreatif, mengingat hal ini merupakan modal bagi PMTS di medan layannya.

Sehingga sangat jelaslah ketika kita berbicara mengenai sejarah dalam rangka identitas kita tidak hanya berbicara mengenai data dan fakta dan peristiwa tetapi juga mengambil nilai-nilai mutiara yang sangat berharga yang bisa kita nilai dari dasar pemikiran tubuh PMTS yaitu “kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan yang menyempurnakan” Kolose 3:14. Bersamaan dengan ini selamat datang kami ucapkan kepada adik-adik anggota baru PMTS, inilah perkenalan kita sekilas tentang PMTS. Semoga hal ini menjadi modal berharga dalam mengikuti wadah baru sekaligus menjadi pisau analisa untuk mempersiapkan diri menjadi anggota PMTS yang sesuai dengan nilai-nilai diatas. Akhir kata perlihatkanlah pelayanan kita baik dari perkataan dan perbuatan kita di PMTS yang kita cintai ini, khususnya di tiga medan layan kita. Jangan tanyakan apa yang diperbuat PMTS bagi diri kita, tapi tanyakan apa yang telah kita perbuat untuk kemajuan PMTS ini. Satukanlah pemikiran, kekuatan, dan bangunlah PMTS. “Horas ma banta ganupan, Tuhanta ma namamasu-masu”.

Sumber Vik. Pdt. Basmora Saragih, S,Th. Lulusan STT Abdi Sabda Medan tahun 2009,  dan disampaikan kembali oleh Riduwanto Damanik S.Th. Lulusan STT Abdi Sabda Medan  tahun 2013, dan ditulis ulang oleh Beni Trison Saragih dengan penambahan seperlunya untuk kepntingan pada acara penyambutan anggota baru PMTS 2014.

 

PENGURUS PMTS PERIODE 2017/2018

KETUA                  : JHON HERDIAMAN SINAGA

SEKRETARIS        : JOKENDI SARAGIH

Untitled Document
Untitled Document Untitled Document
Untitled Document
Kerjasama